“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu kedalam sorga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia ; sedangkan cahaya mereka memancar dihadapan dan disebelah kanan mereka, sambil mereka menyatakan : “Ya Tuhan kami sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami ; Sesungguhnya Engkau maha kuasa atas segala sesuatu “. ( Qs At Tahrim-8 ).
Betapa maha agung dan maha kayanya Allah Azza Wajalla yang melimpahkan nikmat yang besar bagi manusia yang menyegerakan untuk bertaubat. Seperti kita ketahui umat manusia menjalani kehidupan demi kehidupan ini, yang perjalanan pertamanya adalah kelahiran, kematian dan akhirnya dibangkitkan kembali untuk menjalani kehidupan diakhirat. Pernahkah kita tanyakan pada diri sendiri akan seperti apa kehidupan dialam akhirat itu nantinya ?. Sudah sampai dimanakah usaha kita dalam mempersiapkan bekal untuk keakhirat menunggu perhitungan amal ?, kelak ada manusia yang berbahagia dan tempat kembalinya adalah sorga. Tetapi tidak sedikit pula manusia yang mengalami kerugian sehingga dilemparkan kedalam Neraka Jahanam. Yang pasti, orang-orang yang beriman dan beramal shaleh serta selalu menjauhi larangan Allahlah yang akan mendapat jaminan kebahagiaan kehidupan diakhirat kelak.
Dunia ini adalah penjara bagi orang yang beriman dan bertaqwa, sebaliknya adalah kenikmatan, kesenangan bagi orang-orang yang membelakangi Allah dan Rasulnya. Sampai dunia kiamatpun orang-orang fasik, kafir dan pendusta agama itu tidak akan rela dan mau kita ajak kejalan Allah yang lurus ini ( Islam ). Kalaupun ada diantara mereka yang mau tidak mustahil sifat munafik, ujub, hubud dunia dsb akan dengan mudahnya menyerang mereka. Benar kata sebahagian orang, yang namanya anjing (maaf) tetap saja menyalak dan menggonggong tampa pandang waktu dan tempat. Sebagai umat Islam, didalam mengarungi kehidupan ini kita tentu harus mempersiapkan segala sesuatu sebagai bekal yang pada hari itu (Hisab) sangat menolong sekali. Dia itu berupa Iman, Ilmu dan selalu Beramal Shaleh. Jelasnya, keimanan yang dipagari dan dihiasi dengan prilaku terpuji dalam wujud amal shaleh, pasti akan mengarak kita pada keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia ini dan diakhirat nanti.
Pintu gerbang dari amal shaleh itu adalah taubat, yang selalu menunjukan sikap mengharapkan ridho Allah semata, Allah dan Rasulnya sangat menyukai orang yang bertaubat yang selalu menjaga amalanya itu dari apa-apa yang merusaknya. Dengan sangat jelas Allah menerangkan perihal bertaubat ini dalam Qs Al Baqarah-222 “ Sesungguhnya Allah itu menyukai orang-orang yang bertaubat kepada-Nya dan dia menyukai orang-orang yang membersihkan dirinya “. Sedangkan didalam Qs An Nisa-110 Allah memberi kemudahan jalan bagi para pendosa kelas teri maupun kelas kakap yang ingin bertaubat dengan berfirman “ Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampun pada Allah (taubat), niscaya dia mendapati Allah maha pengampun lagi maha penyayang “.
Dengan keimanan yang benar dapat kita mengambil hikmah dari dua firman Allah diatas. Bahwa Allah itu menyukai, menyenangi, mencintai serta memberi ampunan bagi manusia yang memperhatikan dan menyegerakan perihal bertaubat ini, tentu Taubatan Nasuha (sungguh-sungguh) dan bukan taubat seperti apa yang diistilahkan dengan taubat sambal (lado), hari ini kapok kepedasan besoknya nyari lagi, hari ini taubat besoknya maksiat lagi, bulan ini taubat, dua, tiga bulan kedepanya mulai lagi mencari harta dengan jalan yang salah, korupsi, pungli, menipu dsb. Maka orang-orang seperti inilah yang akan menjadi kayu bakar api neraka kelak. Korupsi, kolusi dan sejenisnya adalah virus besar bangsa Indonesia saat ini. Korupsi berarti penyelewengan atau pengelapan uang negara, perusahaan dsb untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu. Jelas, tindakan korupsi ini merupakan penyimpangan dari kesucian ajaran Islam yang menuntut kejujuran dan kesungguh-sungguhan dalam berusaha. Namun, yang sangat kita sayangkan para pelakunya sendiri banyak dari umat Islam yang sudah dihinggapi penyakit Hubud Dunia dan berprilaku Hedonisme yang suka menghambur-hamburkan harta secara boros&berlebihan. Harapan kita semoga mereka menyegerakan perihal bertaubat ini sebelum ajal datang menjemput.
Taubat, merupakan suatu proses menyadari kesalahan dan dosa-dosa yang telah diperbuat, dan terus berupaya sekuat hati, tenaga dan pikiran untuk tidak dan tidak melakukanya lagi. Jelasnya, permohonan ampun kepada Allah Swt atas kesalahan, dosa-dosa dan kekhilafan yang telah terlanjur dilakukan baik dengan sengaja maupun tampa sengaja dan berjanji pada diri sendiri, Allah sebagai saksi untuk tidak mengulanginya lagi baik dosa kecil apalagi dosa besar. Dan selalu berkeyakinan bahwa Allah itu maha penyayang dan maha pengampun, seperti yang difirmankan Allah dalam Qs At Tahrim ayat 8, diawal tulisan ini. Bahkan Rasulullah Saw menguatkannya dengan bersabda “ Innallaha yakballu taubatal abdi mayuqarqir. “Sesungguhnya Allah menerima taubat hambanya selagi ia belum tercungap-cungap hendak mati (nyawanya berbolak-balik dikerongkongan). ( HR. Ahmad).
Taubat merupakan suatu proses penyadaran atas dosa-dosa yang telah diperbuat, dengan menyegerakan mohon ampun dan meminta tolong hanya pada Allah, (Qs An Nahl ayat 16 ) bersegera berbuat baik dan mengadakan perbaikan, dengan sebenar-benarnya, sesuai keadaan, tidak melampaui batas dalam berbuat dan berprilaku dan selalu mensyukuri nikmat serta bertawakal hanya pada-Nya. Selain itu juga dituntut kesabaran yang benar menurut Islam, ciri orang yang beiman itu salah satunya selalu menetapkan kesabaran dalam batas-batas yang dianjurkan Al Quran dan Sunah Saw. Dan yang sangat perlu sekali diperhatikan adalah berusaha secara kontiniu untuk selalu berada dijalur kebaikan, beramar makruf dan bernahi mungkar, agar Allah Swt terus menerus pula mengalirkan hikmah khususnya untuk diri sendiri.
Agar taubat kita diterima Allah Swt dan tercatat sebagai Taubatan Nasuha ada beberapa syarat mutlak yang harus dipenuhi diantaranya, harus menghentikan perbuatan dosa, baik dosa kecil apalagi dosa besar, harus pula dengan sesungguhnya menyadari dosa yang telah diperbuat sebelumnya, serta mengakarkan dalam niat untuk tidak mengulanginya lagi, mengantinya dengan aneka macam perbuatan makruf, dan meminta maaf pada manusia yang pernah dizaliminya serta mengembalikan hak-hak orang lain yang pernah dimakan atau diambilnya. Ada empat macam orang yang wajib bagi Allah tidak memasukan mereka kedalam sorga dan juga tidak akan merasakan kenikmatanya yaitu (1).Pecandu minuman keras. (2).Pemakan harta riba.(3).Pemakan harta anak yatim tampa alasan yang dibenarkan syarak.(4).Seorang anak yang selalu menyakiti kedua orang tuanya. ( HR. Al Hakim ). Semoga pembaca sekalian tidak termasuk kedalam empat golongan manusia diatas. Kalaupun ada bersegeralah untuk bertaubat dan minta ampun.
Keinginan manusia secara umum termasuk penulis sendiri adalah selamat didunia dan sejahtera, damai dan tentram diakhirat. Oleh karena itu sikap prilaku makruf atau mungkar, pasti akan memiliki efek yang berbeda baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Yang harus dipahami sekali oleh setiap muslim/muslimah adalah semakin banyak prilaku baik yang ditanam dalam diri, pasti akan semakin baik pula lingkungan masyarakat yang tercipta. Oleh karena itu, marilah kita mulai menyegerakan masalah bertaubat ini yang diiringi dengan berakhlakul karimah mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan kita masing-masing. Allah Hu A’llam.
0 komentar:
Posting Komentar